Jumat, 22 Agustus 2014

BUDIDAYA CACING LUMBRICUS - KELOMPOK TANI ORGANIK DESA PEPE SEDATI SIDOARJO


MANFAAT  CACING TANAH LUMBRICUS RUBELLUS



Khasiat cacing tanah untuk mengobati demam, tifus,dan gangguan pasca stroke bukan lagi cuma sebatas bisik-bisik. Meskipun masih memerlukan penelitian lebih seksama, prospek cacing tanah sebagai bahan obat alami sudah sangat menjanjikan.


Di RRC, Korea, Vietnam, dan banyak tempat lain di Asia Tenggara, cacing tahah terutama dari jenis Lumbricus spp, bisa digunakan sebagai obat sejak ribuan tahun yang lalu. Cacing tanah telah dicantumkan dalam “Ben Cao Gang Mu”, buku bahan obat standar (farmakope) pengobatan tradisional China. Di China, cacing tanah akrab disebut ‘naga tanah’. Nama pasaran cacing tanah kering di kalangan pedagang obat-obatan tradisional China adalah ti lung kam.
Secara empiris, nenek atau ibu kita tanpa kita tahu mungkin memberikan ‘jamu cacing’ saat kita demam atau diare. Dan ternyata penyakit kita … sembuh!! Hasil penelitian terhadao cacing tanah menyebutkan bahwa senyawa aktifnya mampu melumpuhkan bakteri patogen, khususnya Eschericia coli penyebab diare. Bisik-bisik pengalaman nyata lain juga santer menyebutkan cacing bermanfaat untuk menyembuhkan rematik, batu ginjal, dan cacar air.



Tempat  Perternakan Cacing di Kelompok Tani Organik  Desa Pepe Sedati Sidoarjo

Di beberapa negara Asia dan Afrika, cacing tanah yang telah dibersihkan dan dibelah kemudian dijemur hingga kering, lazim dijadikan makanan obat (healing foods). Biasanya disangrai atau digoreng kering, disantap sebagai keripik cacing. Diduga kebiasaan menyantap cacing ini dapat membantu menekan angka kematian akibat diare di negara-negara miskin Asia-Afrika.

Dalam dunia moderen sekarang ini, senyawa aktif cacing tanah digunakan sebagai bahan obat. Bahkan, tak sedikit produk kosmetik yang memanfaatkan bahan aktif tersebut sebagai substrat pelembut kulit, pelembab wajah, dan antiinfeksi. Sebagai produk herbal, telah banyak merek tonikum yang menggunakan ekstrak cacing tanah sebagai campuran bahan aktif.

Enzim Penghancur Gumpalan Darah
Baik dalam bentuk segar maupun kering, si naga tanah ini di Korea diolah menjadi sup penyegar yang lazim disantap menjelang tidur, agar esok hari penyantapnya dapat bekerja penuh semangat. Setelah dibersihkan kotorannya melalui pengolahan dengan teknik khusus, cacing tanah banyak dijual sebagai obat tradisional di Korea.

Do Tat Loi, MD, PhD, direktur Hanoi National Institute of Pharmaceutical di Vietnam, termasuh salah seorang penulis yang getol menyebarluaskan khasiat cacing tanah. Ba Hoang, MD, PhD, juga di Vietnam, yang berpraktek pengobatan konvensional dan pengobatan tradisional China, telah membuktikan efektivitas cacing tanah untuk mengobati pasien-pasiennya yang mengidap stroke, hipertensi, penyumbatan pembuluh darah (arterosklerosis), kejang ayan (epilepsi), dan berbagai penyakit infeksi. Resep-resepnya telah banyak dijadikan obat paten untuk pengobatan alergi, radang usus, dan stroke.

Kegunaan cacing tanah sebagai penghancur gumpalan darah (fibrimolysis) telah dilaporkan oleh Fredericq dan Krunkenberg pada tahun 1920-an. Sayangnya, laporan tersebut tidak mendapat tanggapan memadai dari para ahli saat itu. Sesudah masa tersebut, Mihara Hisahi, peneliti dari Jepang, berhasil mengisolasi enzim pelarut fibrin dalam cacing yang bekerja sebagai enzim proteolitik. Karena berasal dari Lumbricus (cacing tanah), maka enzim tersebut kemudian dinamakan lumbrokinase.

Canada RNA Biochemical, Inc. kemudian mengembangkan penelitian tersebut dan berhasil menstandarkan enzim lumbrokinase menjadi obat stroke. Obat berasal dari cacing tanah ini populer dengan nama dagang ” Boluoke”. Lazim diresepkan untuk mencegah dan mengobati penyumbatan pembuluh darah jantung (ischemic) yang berisiko mengundang penyakit jantung koroner (PJK), tekanan darah tinggi (hipertensi), dan stroke.

Selama ini obat penghancur gumpalan darah uang banyak digunakan adalah aktivator jaringan plasminogen (tissue-plasminogen activator, tPA) dan stretokinase. Padahal, kedua jenis obat tersebut daya kerjanya lambat. Selain itu, aspirin-pun sering digunakan untuk mencegah penggumpalan darah, sayangnya reaksinya terlalu asam bagi tubuh, sehingga banyak pengguna tidak tahan dan beresiko mengakibatkan tukak lambung.

Penelitian terhadap khasiat cacing tanah sudah pernah dilakukan juga secara besar-besaran di China sejak tahun 1990, melibatkan tiga lembaga besar. Yakni Xuanwu Hospital of Capital Medical College, Xiangzi Provicial People’s Hospital, dan Xiangxi Medical College. Uji coba klinis serbuk enzim cacing tanah ini dikalukan terhadap 453 pasien pengderita gangguan pembuluh darah (ischemic cerebrovascular disease) dengan 73% kesembuhan total.

Kamis, 03 Juli 2014

BUDIDAYA CACING LUMBRICUS RUBELLUS DI SIDOARJO (FARMING INTEGRATED = KELINCI + JAMUR TIRAM + CACING)

 Potensi limbah Kotoran Kelici dan Buangan baglog jamur tiram putih.

Kali ini akan membahas sedikit lebih mendalam tentang bagaimana sinergi antara kotoran Kelinci , limbah baglog , dengan budidaya cacing lumbricus rubellus.

Saat ini kami sedang mengembangkan sebuah potensi pemanfaatan kotoran kelinci dan  limbah baglog jamur tiram putih, dimana kotoran kelinci dan limbah baglog, yang berada ditempat kami.  Untuk selanjutnya membuat sebuah pupuk organik dari Kascing/kotoran cacing dan campuran kascing dengan berbagai bahan organik lainnya.

Pupuk organik ini nantinya sangat berkualitas tinggi terutama untuk tanaman seperti bunga-buah dan sebagainya.
Apa sih, manfaat dan kegunaan cacing lumbricus, dan nantinya dipasarkan ke mana saja..? Berikut beberapa manfaat dari cacing lumbricus:

Karena mengandung protein yang tinggi, cacing paling umum digunakan sebagai bahan makan / pakan hewan ternak atau hewan budidaya seperti jenis burung/unggas, perikanan/ikan, kodok, udang dan sebagainya.


Cacing juga dapat diolah sebagai bahan baku pembuatan kosmetik

Cacing lumbricus ini sekarang juga sudah dikembangkan sebagai salah satu bahan obat karena dapat menurunkan tekanan darah. Fungsi paling umumnya adalah dapat menurunkan penyakit demam/panas dan meredakan penyakit tipus. Untuk ini biasanya cacing dikeringkan lalu di ekstrak dalam bentuk kapsul.
bagaimana cara membudidayakan cacing ini? Untuk menjawab ini, kita harus memahami dulu bagaimana kondisi yang terbaik untuk perkembangan cacing. yaitu:

Tanah sebagai media rumahnya harus mengandung banyak bahan organik, ini nantinya yang akan kita ganti dengan media gergajian dari baglog buangan. cacing menyukai bahan yang mudah membusuk karena mudah dicerna oleh tubuhnya.


Cacing menyukai kondisi dengan ph sedikit asam dan netral yang kurang lebih 6-7. Pada kondisi ini bakteri dalam tubuh cacing dapat bekerja optimal untuk melakukan pembusukan dan fermentasi. Kondisi ini harus benar-benar diperhatikan, karena jika pada gergajian terjadi fermentasi berlebihan dan panas, maka justru dapat membunuh cacing itu.


Kelembaban optimal di kisaran 30%


Suhu yang disukai oleh cacing karena dapat memicu pertumbuhan cacing dan perkembangbiakannya adalah sekitar 15-25 derajat C, untuk ini tempat budidaya cacing sebaiknya terlindung dari sinar matahari langsung. Kalau bisa dibuatkan semacam rumah atau naungan sederhana sehingga terjaga suhu dan kelembabannya.

Bahan Media Cacing.

• Tai gergaji atau bekas baglog jamur yang sudah dibuang. Yang paling bagus adalah baglog bekas jamur karena teksturnya sudah lunak dan tidak mengalami pembusukan lagi, sedangkan jika memakai tai gergaji maka pilihlah yang sudah agak lapuk karena jika masih baru teksturnya kasar dan tidak disukai cacing, bisa melukai kulitnya.

• Pupuk kandang. Pupuk yang dipakai bisa berasal dari sapi, kambing/domba, ayam dll. dalam hal ini saya memakai kotoran kelinci dari peternakan kami.  Pilihlah yang sudah matang agar nantinya media tidak terlalu panas karena proses pembusukan dan kandungan gas amoniaknya yang cukup tinggi, sangat tidak disukai cacing. Cacing akan keluar meninggalkan media jika masih panas dan mengandung amoniak yang tinggi.
• Batang pisang. Pilihlah batang pisang yang sudah membusuk karena akan menjadi tempat bersarang yang bagus bagi cacing, tetapi jika memang tidak tersedia maka bisa menggunakan batang pisang yang baru. Potong- potonglah batang pisang dan kemudian dijemur ±3hari agar layu.

• Bahan organik lainnya. Disamping ketiga bahan tadi yang wajib ada, maka bisa ditambahkan bahan-bahan organik lain yang ada di sekitar kita yang sifatnya agak keras atau lama terurai, yakni : berbagai macam daun-daunan; limbah sampah dari pasar; eceng gondok; limbah dari lahan pertanian seperti jerami, rerumputan, tongkol dan batang jagung, bekas tanaman kedelai, kacang hijau, dll. Semua bahan ini hendaknya dirajang dulu untuk memudahkan proses pengomposan dan agar mudah tercampur merata dengan bahan-bahan yang lain.

Itulah beberapa bahan untuk media cacing yang sudah terbukti bagus dipergunakan dan mendukung perkembangbiakan cacing. Untuk komposisinya, bahan-bahan tersebut bisa dicampur bebas. Khusus untuk kotoran sapi dan kotoran kelinci, atau ternak lainnya atau bahan lain yang masih dalam proses fermentasi/pembusukan sebaiknya dalam jumlah tidak lebih dari 25%. Misalnya saja ampas tebu; limbah kelapa sawit; onggok ubi kayu, ampas tahu, ampas pabrik kecap, sisa tempe dll (ke-empat bahan terakhir ini lebih bagus untuk pakan cacing). Hindari pemakaian bahan-bahan yang mengandung zat kimia. Setelah semua bahan tersebut terkumpul dan telah dihancurkan atau dirajang dulu, selanjutnya diaduk sampai merata dan kemudian siap difermentasi, dijadikan kompos setengah matang/tidak terlalu lapuk.



Cara Fermentasi Media Cacing :



Siapkanlah semua bahan yang bisa dikumpulkan sesuai dengan yang terdapat di sekitar lokasi masing-masing. Setelah dihancurkan, dicampur merata dan kemudian difermentasi. Caranya adalah sbb :
Siapkan terlebih dahulu bahan-bahan untuk dekomposternya, yakni :

- bakteri pengurai... 1liter , sebaiknya memakai hasil ternak sendiri

- molase/tetes.......... 2liter , bisa diganti gula merah/air tebu

- air kelapa.............. 5liter

- air cucian beras..... 2liter

Semua bahan diaduk dan siap dipergunakan. Campuran ini bisa dipergunakan untuk sekitar 1ton bahan organik. Usahakan bahan-bahan tersebut tersedia lengkap agar proses fermentasinya berjalan cepat dan hasilnya bagus. Jika sulit, setidaknya ada biang bakteri dan air cucian beras sebagai pengencer dan makanan bakterinya.
Hamparkan campuran bahan-bahan organik tersebut diatas tanah yang teduh, setinggi ± 20-25cm (tidak termasuk batang pisang yang sudah lapuk). Siramkan campuran dekomposter tadi ke atas tumpukan media sambil diaduk. Setelah itu tutuplah media dengan terpal atau karung beras dan biarkan selama 3-4hari.
Pada hari ke-empat tumpukan media dibongkar, diaduk dan dibalik. Biarkan kurang lebih 30menit agar gas-gas yang ada bisa keluar, setelah itu ditutup dan dibiarkan 3hari lagi. Tujuan pembongkaran ini agar suhu di dalam media tidak terlalu panas karena malah bisa menghambat/membunuh bakterinya.
Setelah proses fermentasi selesai pada hari ke 7, aduklah kembali dan biarkan diangin anginkan selama 2-3hari, agar sisa gas amoniak yang ada bisa menguap.
Setelah media fermentasi ini jadi dan telah dingin bisa dimasukkan ke dalam kolam untuk budidaya cacing. Masukkan setebal 20cm saja bersamaan dengan batang pisang yang sudah lapuk tetapi telah dipotong-potong dulu.
Bibit/indukan cacing sudah bisa disebar ke atas media, minimal diperlukan 1kg cacing per m² lahan. Setelah bibit cacing dimasukkan tunggulah beberapa saat, apabila semuanya mau masuk ke dalam media maka berarti media tersebut telah sesuai dengan kondisi yang dikehendaki oleh cacingnya. Apabila cacing tidak mau masuk ke dalam media, berarti ada sesuatu yang tidak beres di dalamnya, bisa karena media terasa kasar bagi kulit cacing atau karena media masih terasa panas dan masih mengandung amoniak hasil pembusukan/proses fermentasi blm sempurna. Bisa juga karena ternyata di dalam media telah dipakai bersarang bagi semut merah. Satu hari kemudian barulah kita beri pakan, karena jika tidak diberi makan maka media ini akan habis dimakan cacing, padahal tujuannya adalah sebagai media saja sedangkan pakan telah disiapkan tersendiri yang mengandung gisi lebih baik.

Menurut rekan kami ini, untuk berhasil dalam melakukan budidaya cacing, kita harus terlebih dahulu memahami kondisi yang disenangi oleh cacing tersebut. Pada awalnya budidaya cacing dan pada umumnya diletakkan pada kotak-kotak dalam jumlah banyak, selanjutnya cacing dibiakkan di tempat tersebut.


Budidaya cacing pada kotak-kotak kayu


Kotoran Kelinci


Sisa Baglog Jamur

Kotoran Kelcinci dan Gergajian dari baglog buangan sebagai Media Cacing


Sebaiknya memang sebelum membudidayakan dalam jumlah banyak, dicobakan dahulu.. caranya:
Bibit cacing yang ada dicobakan dahulu di media yang ada dalam kotak-kotak, perhatikan apakah cacing tersebut langsung masuk ke dalam media atau berkeliaran di atasnya, jika masuk ke dalam, perhatikan setiap 3 jam, apakah cacing tersebut keluar atau tidak, jika dalam 12 jam tidak keluar, berarti bisa disimpulkan media tersebut cocok, dan cacing betah di dalamnya..

Namun sahabat kami ini memiliki tatacara yang berbeda untuk mengembangbiakkan cacing lumbricus, dengan berbagai percobaan sebelumnya, beliau membuat semacam kotak dari pasangan bata sederhana. Ukurannya kurang lebih 100x200x50cm. Bagian bawahnya diberi sedikit plesteran tapi yang bisa menyerapkan air. Selanjutnya cacing dibudidayakan di sini..

Mencoba budidaya cacing pada jumlah sedikit dulu di kotak bata, tampak di atasnya diberi makanan berupa ampas tahu selain media gergajian dari baglog buangan

Budidaya cacing lumbricus menggunakan media baglog afkir.
Pertama-tama baglog afkir tersebut dikumpulkan dan dibuang/dipisahkan dari plastiknya
Haluskan dengan menggunakan tangan saja, tidak perlu sampai terlalu halus banget/misal menggunakan mesin.

Baglog buangan dipisahkan dulu dengan plastiknya

Jika terlalu kering, siram sedikit saja agar kelembaban dan kadar airnya bertambah. Tetapi pada umumnya baglog buangan tersebut sudah memiliki kadar air yang optimal sebagai media/makanan cacing.
Selanjutnya setelah gergajian siap sebagai media, dapat difungsikan sebagai pakan/makanan cacing, dan juga dapat difungsikan sebagai media/rumahnya.

Nah, sekarang apa sebenarnya fungsi grajen tersebut? Untuk itu perlu sedikit dijelaskan masalah makanan/pakan cacing. Setiap harinya, cacing dapat menyerap makanan sebanyak berat tubuhnya, artinya, sebaiknya kita memberikan makanan sejumlah berat cacing yang kita budidayakan. Makanan yang paling umum diberikan adalah ampas tahu dengan perbandingan 1:1 dengan berat cacing tadi.

Lalu bagaimana dengan baglog buangan? Disinilah hebatnya gergajian hasil baglog buangan tersebut. Selain berfungsi sebagai media, kandungan gergajian yang juga mengandung nutrisi seperti bekatul dan sebagainya itu juga berfungsi sebagai makanan. Jadi, dengan memberikan gergajian dari baglog buangan, kita tidak perlu lagi setiap hari mencari ampas tahu untuk pakannya, dan pemberiannya pun bisa jadi hanya sedikit saja..

Sebagai ilustrasi pengaturan layer/lapisan pada budidaya cacing menggunakan baglog buangan, adalah sebagai berikut:

Pada gambar tersebut nampak bahwa, pemberian grajen sebagai media cacing lumbricus sebaiknya sebanding dengan berat cacing yang ada.., pada awalnya dibagi menjadi 3 layer, selanjutnya dalam waktu kurang lebih 7 hari, akan terbentuk 2 layer saja yaitu cacing lumbricus dan kascing/kotoran cacing..
Nah, dengan gambaran yang ada tersebut, bisa disimpulkan, apabila kita ingin memproduksi kascing dalam waktu singkat, bisa menggunakan gergajian. Dalam waktu 7 hari, kascing sudah bisa di "panen" di bagian bawah layer yang selanjutnya bisa dioptimalkan sebagai pupuk atau campuran pupuk organik.

Kalau dihitung dari segi produksi, bagaimana menghasilkan cacing lumbricus dan kascing tersebut..?
6 Kotak bata tempat budidaya cacing lumbricus

Menurut pengalaman rekan kami ini, dia membuat sekitar 6 kotak dari pasangan bata dengan ukuran kurang lebih 120x200x50cm tadi. Nah, setiap kotak, InsyaALLAH bisa menghasilkan kurang lebih 80-90kg cacing lumbricus rubellus..

Di ambil di permukaannya saja sudah tampak banyak sekali cacing lumbricus

Hitungannya adalah sebagai berikut:
Bibit cacing yang akan dibiakkan per kotak tersebut diisi sekitar 20-30kg.
Gergajian dari baglog buangan diisikan ke kotak sebanyak kurang lebih mencapai 100kg.
Selain gergajian, masih dibantu dengan pakan dari ampas tahu..
Setiap harinya cacing dapat makan sebanyak berat tubuhnya, lalu selanjutnya menghasilkan kascing tergantung daya serap makan ke tubuh cacing tersebut.
Jika menggunakan pakan ampas tahu, kascing yang dihasilkan kira-kira sebanyak 40% dari berat, sekitar 60% terserap untuk membesarkan cacing.
Sedangkan jika menggunakan gergajian baglog, maka daya serapnya sekitar 40% dan akan menghasilkan sekitar 60% kascing dari beratnya..
Luar biasa bukan..?

Nah bagaimana panennya..?
Cacing dapat dipanen dalam waktu kurang lebih 30 hari.., dari waktu tersebut bibit cacing yang ada tadi InsyaALLAH sudah mencapai kurang lebih 80kg.. Dan kascing yang ada sekitar 50kg an...
Jadi yang dibudidaya rekan kami di 6 kotak itu menghasilkan sekitar 500kg cacing lumbricus rubellus dan sekitar 300kg kascing.. Subhanallah..

Saat ini saja, rekan kami meminta pasokan baglog buangan sekitar 1 ton per pekan yang artinya dibutuhkan sekitar 4 ton per bulannya. Ini masih permulaan, karena target ke depannya membutuhkan hampir 3 kali lipat yaitu sekitar 12 ton baglog buangan per bulan..
Ini masih jauh dari target, karena kebutuhan per bulannya kira-kira mencapai 80 ton. Bahkan jika ingin untuk pasokan luar pulau hingga kalimantan, kebutuhan mencapai 300 ton per bulan.. Subahanallah..



Minggu, 02 Februari 2014

MUSIM HUJAN BANYAK KELINCI YANG SAKIT MENCRET

MEMINIMALISIR KELINCI MENCRET

Disaat musim hujan, sering kita jumpai kelinci mudah mencret, dan ini yang paling banyak pertanyaan via email maupun sms.

Mencret sebenarnya paling banyak disebabkan oleh bakteri yang ada dilingkungan kandang, terutama penyebab utama adalah karena hijauan.

Hijauan yang tertunpuk, kena percikan atau embun dari air hujan yang bisa menyebabkan berkembangnya bakteri, apalagi hijauan yang terinjak injak oleh ternak kita.

Banyak kasus, sehari sebelumnya sehat, namun hari berikutnya kelinci mencret, tapi makanya tetap mau dan disekitar anus ada kotoran yang menempel.


Dengan hijauan digantung, maka perkembangan bakteri akan terhambat


Untuk dimusim hujan, usahakan hijauan yang diberikan yang tidak cepat membusuk, disarankan hijauan yang berdaun kecil dan tebal, agar nutrisi kelinci tetap tercukupi dan kelinci tetap sehat.

Bila sudah terjadi mencret, kandang dibersihkan, dan kelinci di pindah dan disekitar anus dibersihkan, lalu berilah suntikan antibiotik dan vitamin.

Jangan sampai kotoran berbau, karena bisa menularkan pada kelinci yang lain.

Dan dimusim hujan, usahakan kandang diberi penerangan lebih terang di malam hari, dan usahakan juga kandang tidak kena percikan air hujam, supaya kelinci lita tetap sehat.,

Dan jangan lupa dimalam hari kelinci ditengok sambil memberikan pakan seadanya, agar komunikasi kita dengan ternak tetap terjaga.

SELAMAT MENCOBA

Rabu, 25 Desember 2013

KELINCI FLAME DAN NEW ZEALAND

Anakan Flame + New Zealand Umur 2 bulan
Anakan Flame + New Zealand Umur 2 bulan


Indukan Flame Umur 8 Bulan

Anakan Flame Umur 1,5 Bulan

Anakan Flame Umur 1 Bulan

Sabtu, 31 Agustus 2013

PELATIHAN TERNAK KELINCI GRATIS

 Pilot Projek Budidaya Kelinci Pedaging dilaksanakan di berbagai daerah di Indonesia ( Pasuruan, Jember, Malang, Mojokerto ) yang melibatkan kerjasama antara PKBL ( Program Kemitraan Bina Lingkungan ) PT. SIER – PIER dengan Pondok Pesantren Daar Salaam Pimpinan Gus Yusuf akhirnya mengadakan Pelatihan Ternak Kelinci gratis untuk masyarakat umum.






Hari : Senin
Tanggal : 16 September 2013
Waktu : 08.00 – 16.00
Lokasi : Pondok Pesantren Daar Salaam
Kandang Kelinci KPDS
Kawasan Industri SIER – PIER
Bangil, Pasuruan
Kontak Person : 0815 5371 7717 ( Septi )
: 081 336 409 133 ( Septi )
Fasilitas : Modul pelatihan ternak kelinci
Penginapan : Pondok biaya gratis
Hotel 75rb – 150rb / hari





Kunjungan Bapak Mentri BUMN Dahlan Iskan didampingi
oleh Gus Yusuf (Pengasuh Ponpest Daar Salaam)





Kandang kelinci Koperai Pesantren PP. Daar Salaam.

Untuk informasi lebih lanjut silahkan menghubungi no hp yang tersedia.
Terima kasih.

Rabu, 28 Agustus 2013

SISTEM PERKEMBANGBIAKAN TERNAK KELINCI

SISTEM PERKEMBANGBIAKAN TERNAK KELINCI

Dewasa Kelamin/Pubertas

Pada umumnya setiap strain bahkan setiap individu kelinci mencapai dewasa kelamin pada umur yang berbeda; betina mencapai dewasa kelamin lebih cepat daripada jantan. Jantan mencapai dewasa kelamin pada umur 6 bulan, sedangkan betina pada umur 4–5 bulan. Kelinci tipe kecil dewasa kelamin antara 3–4 bulan, tipe sedang 5–6 bulan dan tipe besar 7–8 bulan. Cepat lambatnya dewasa kelamin pada ternak kelinci dipengaruhi oleh faktor individu, lokasi peternakan, pakan yang diberikan dan sistem perkandangan.

Pakan Induk

Induk kelinci yang menyusui memerlukan makanan yang lebih banyak dan lebih baik karena diperlukan untuk memproduksi susu, memulihkan kondisi induk setelah melahirkan, mengasuh anak, dan persiapan untuk kebuntingan berikutnya. Pakan yang baik akan menghasilkan kualitas susu yang baik pula dan sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak sewaktu menyusui Menurut ransum induk bunting dan induk menyusui kebutuhan akan zat makanan terdiri dari : protein 16-20 %, dan energi 2300-2500 kkal/kg sedangkan untuk hidup pokok 2000- 2200 kkal / kg. Jika pakan jelek dalam waktu lama, hal ini bisa menyebabkan abortus atau anak yang dilahirkan mati karena kekurangan akan makanan secara terus menerus. Dan pergantian ransum harus dilakukan sedikit demi sedikit. Dalam peternakan kelinci intensif, pakan yang diberikan tak hanya hijauan sebagai pakan pokok, konsentrat, hay (rumput kering) biji-bijan, dan umbi-umbian juga perlu diberikan.
Makanan yang tidak cukup dapat mengakibatkan laju konsepsi (kebuntingan) menurun, banyak anak perkelahiran menurun, bobot badan dan kemampuan hidup anak yang lahir menurun. Sperma yang abnormal biasanya muncul pada pejantan yang terlalu sering dikawinkan

Sistem Perkawinan Betina

Kelinci dara sebaiknya dikawinkan setelah mencapai umur 6 bulan atau mencapai berat ± 2 kg, disamping itu harus dalam kondisi sehat. Jantan yang akan dipakai sebagai pejantan juga harus pertama kali digunakan pada umur 7 bulan. Bagi peternak yang sudah mahir dan berpengalaman, jarak perkawinan kelinci dapat dilaksanakan dengan tepat dengan makanan dan perawatan yang baik.
Ovulasi terjadi karena rangsangan pejantan pada waktu kawin dan ovum akan turun 8 jam kemudian kesaluran betina (oviduc) sesudah kawin, sehingga setelah 8–10 jam ovum akan bertemu dengan sperma yang menyebabkan kebuntingan. Pengulangan perkawinan sekitar delapan (8) jam kemudian baik sekali hasilnya, karena pembuahan sel telur berlangsung sekitar 1–2 jam setelah ovulasi.

Kemampuan Kawin Pejantan

Seekor pejantan yang telah dewasa dapat melayani betina 10 ekor, tetapi pada umumnya 5 ekor betina dikawinkan dengan satu pejantan dalam satu kandang koloni. Jika jumlah betina lebih banyak sedang pejantan tetap maka persentase kebuntingan akan menurun. Sebaliknya jika jumlah betina telalu sedikit maka tidak ekonomis. Penggunaan pejantan dalam perkawinan tidak boleh lebih tiga kali dalam satu minggu. Pejantan yang digunakan dua kali dalam satu minggu dengan mengawini dua ekor betina menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Pemakaian pejantan yang berlebihan untuk mengawini betina dapat mengakibatkan penurunan kemampuan pejantan, dimana libido pejantan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti; faktor genetik, umur dan faktor lingkungan.
Pejantan dalam proses perkawinan dapat memancarkan beribu-ribu sperma. Rendahnya kualitas makanan pada pejantan mengakibatkan turunnya konsentrasi sperma dalam semen. Pada suhu yang tinggi biasanya kualitas semen rendah. Frekuensi ejakulasi terlalu sering akan menyebabkan; menurunnya libido, menurunnya volume dan menurunnya konsentrasi sperma.

Kegagalan Perkawinan

Pada kelinci induk kegagalan perkawinan dapat ditunjukkan dengan ada tanda-tanda seperti kebuntingan, dengan membuat sarang dan memproduksi susu tetapi kenyataannya tidak melahirkan anak (kebuntingan semu). Kebuntingan semu diakibatkan oleh terlalu lama induk betina tidak dikawinkan lagi setelah beranak dan gagalnya proses pembuahan. Gagalnya proses pembuahan disebabkan oleh pejantan memiliki kualitas sperma yang jelek, luka pada uterus dan infeksi pada betina.
Ada beberapa faktor penyebab terjadinya kegagalan perkawinan yaitu betina belum siap dikawinkan, betina mengeluarkan urine setelah dikawinkan, suhu udara terlalu panas, pejantan terlalu sering dikawinkan, betina mandul, gizi makanan kelinci tidak memenuhi syarat, kelinci terlalu gemuk (sel telur terbungkus lemak), penyakit kelamin dan keracunan. kegagalan bunting juga bisa disebabkan oleh kondisi pejantan lemah.

Kebuntingan

Setelah kelinci dikawinkan, peternak perlu memeriksa kondisi ternaknya, apakah perkawinan tersebut menghasilkan kebuntingan atau mengalami kegagalan. Pemeriksaan dilakukan dengan cara menguji kembali, meneliti perkembangan perut kelinci betina dan memperhatikan nafsu makannya. Pengujian kembali dilakukan satu minggu setelah perkawinan, dengan cara memasukkan kembali kelinci betina kedalam kandang pejantan, jika betina menolak atau tidak mau dikawini pejantan, berarti kemungkinan besar betina bunting.
Lama kebuntingan pada ternak kelinci berkisar antara 28–35 hari. Dengan rata-rata kebuntingan selama 31 hari. Lama kebuntingan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti; bangsa/strain, umur induk, sifat-sifat khusus pewarisan, jenis kelamin anak yang dikandung, dimana jika anak yang dikandung jantan maka lama kebuntingan lebih lama satu hari dari anak betina. Induk muda yang pertama kali bunting biasanya lama kebuntingan lebih pendek, begitu juga dengan jumlah anak, jika jumlah anak yang dikandung banyak biasanya lama kebuntingannya lebih pendek.

Litter Size (Jumlah anak)

Seekor induk kelinci dapat melahirkan anak 4–12 ekor, dengan rata–rata 6 ekor anak sekelahiran. Jumlah anak yang dilahirkan oleh induk bervariasi jumlahnya, tergantung dari jenis, kemampuan pejantan dan waktu penyapihan anak. Jumlah anak yang lahir dipengaruhi oleh umur induk, bangsa/strain, keadaan badan induk dan juga pejantan yang dipakai.
Banyak anak kelinci yang dihasilkan dari perkawinan tidak terlepas dari dari faktor kesuburan karena ada jenis kelinci yang bisa melahirkan anak dalam jumlah yang banyak yaitu 10 ekor dan ada jenis kelinci yang hanya dapat beranak 4 ekor, dimana umur yang baik untuk perkawinan ternak kelinci adalah umur 2-3 tahun.
Agar dicapai pembuahan ovum secara maksimal, perkawinan biasanya dilakukan dengan dua kali perkawinan sehingga dihasilkan angka kebuntingan (konsepsi) yang tinggi, karena banyak ovum yang dibuahi dan dengan demikian jumlah anak yang dilahirkan per litter juga lebih banyak.

Bobot Lahir

Bobot lahir penting karena sangat berkorelasi dengan pertumbuhan, dengan demikian bobot lahir merupakan faktor penting yang mempengaruhi produktivitas. Keragaman dalam bobot lahir termasuk didalamnya jumlah anak dari tiap induk disebabkan oleh faktor genetik, strain atau spesies dan lingkungan. Pada saat kelahiran bobot lahir dipengaruhi oleh ransum pada waktu induk bunting tua. Pada umumnya induk muda melahirkan anak yang lebih ringan dari pada induk yang lebih tua. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi bobot lahir adalah jumlah anak yang lahir, jenis atau strain, dan juga pakan waktu bunting. Rata-rata bobot lahir kelinci adalah 50-70 gram. Bobot lahir dari anak juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, jumlah anak yang lahir mempengaruhi berat anak, pengaruh jenis kelamin umumnya jenis kelamin jantan lebih berat daripada betina, breed induk dan pejantan, makanan dan umur induk. Bobot lahir ternak kelinci 45,4 gram, pada umur 3 minggu 362,2 gram dengan pertambahan berat badan kelinci perharinya adalah 15,1 gram.

Mortalitas Selama Menyusui 

Dua hari sesudah induk melahirkan, harus diadakan pemeriksaan, sebab ada kemungkinan anak-anaknya yang baru dilahirkan itu terlampau kecil, cacat (tubuh tak sempurna) atau mati. Anak kelinci yang mati harus segera diambil dan yang kecil atau cacat harus diafkir, anak kelinci yang baru lahir dan tidak mendapat air susu sampai 2 atau 3 hari, maka anaknya bisa mati oleh karena itu anak kelinci yang baru lahir perlu diperhatikan. Produksi air susu ada yang keluar terlampau banyak, tetapi ada pula yang sangat kurang, sehingga hal ini memberi pengaruh terhadap mortalitas anak selama menyusui
Air susu induk adalah makanan alami yang paling lengkap, paling cocok dan tepat untuk anak kelinci yang masih menyusui. Hal-hal yang menyebabkan berkurang air susu atau gagal sama sekali penyebabnya adalah pergantian cuaca secara tiba-tiba, ransum yang tidak sempurna, diare secara terus menerus, pergantian tempat yang mendadak, adanya penyakit mastitis dan berasal dari keturunan induk yang hanya sedikit menghasilkan air susu. Sebab-sebab kematian anak selama menyusui antara lain karena pengolahan kotak beranak tidak baik, makanan yang tidak memenuhi gizi, induk tidak cukup menghasilkan susu, adanya gangguan binatang asing seperti kucing, ular, dan anjing yang bisa mengejutkan kelinci sehingga meloncat-loncat mengakibatkan anak terinjak-injak sampai mati.
Sifat keibuan induk yang jelek, meskipun menghasilkan air susu tetapi ia tidak rajin mengasuh anak-anaknya, acuh tak acuh terhadap anaknya, sehingga anak kelinci menjadi kurus dan mati kelaparan. Kematian anak bisa mencapai 30-40% selama anak disusui, oleh karena itu perawatan sarang sangat menentukan keberhasilan anak. Induk yang melahirkan anak banyak dan semuanya hidup, apalagi kalau anak itu jumlahnya masih utuh sampai umur disapih, maka induk itu baik sekali untuk dipertahankan hidup sebagai penghasil bibit untuk generasi yang akan datang. Angka kematian anak kelinci tinggi, dapat mencapai 20-25%, hal ini menyebabkan hanya 5-6 ekor anak kelinci yang hidup waktu disapih.

Bobot Sapih

Anak-anak kelinci yang telah mencapai umur 4 minggu dapat disapih dengan memindahkan atau memisahkannya ke petak kandang yang lain. Penyapihan umur 4 minggu akan menghasilkan anak-anak yang lebih kecil dan keadaan perdagingannya kurang memuaskan dibandingkan dengan yang disapih pada umur 7 sampai 8 minggu, namun penyapihan yang lebih awal akan memungkinkan jumlah litter yang lebih banyak dalam masa setahun. Disapih pada umur berapapun anak-anak kelinci biasanya dipotong pada umur 8 minggu. Kurangnya air susu akan berpengaruh pada bobot sapih anaknya, karena anak kelinci membutuhkan air susu dalam jumlah banyak untuk pertumbuhan.
Air susu pada induk yang sedang menyusui paling banyak biasanya dicapai pada minggu ke tiga kemudian air susu menurun sedikit demi sedikit, maka pada minggu keempat anak kelinci sudah bisa disapih dari induk. Umumnya penyapihan paling lambat sampai umur 8 minggu atau 56 hari. Penyapihan lebih awal akan memungkinkan little size yang lebih banyak dalam masa setahun. Semakin lama disapih makin baik, tapi jumlah anak yang lahir dalam pertahun akan berkurang. Dimana cepat lambatnya waktu sapih dan kondisi induk sangat berpengaruh terhadap bobot sapihnya. Lama waktu pemeliharan dan pakan yang bagus akan mempengaruhi bobot sapih. Lama penyapihan juga akan mempengaruhi berat sapihnya. Rata-rata berat sapih kelinci Anggora sekitar 500 gram. Penyapihan kelinci New Zealand White berat badannya mencapai 850 gram pada umur 35 hari, dan umur 58 hari berat sapihnya dapat mencapai 1,8 kg.

Rabu, 31 Juli 2013

INFORMASI PEMASOK DAGING KELINCI DARI PRESTASI KELINCI PUSAT

INFORMASI DARI PRESTASI

Untuk menjelskan masalah kebutuhan daging kelinci yang saat ini quotanya sangat kurang sekali, berikut kami sampaikan beberapa informasi :

1. Prestasi menghendaki yang dapat menjadi pemasuk kelinci, adalah ternaknya sehat dan minimal bobot  3 Kg adalah dan memenuhi kreterian sebagai berikut :
peternak yang dapat mensuplay harus mampu per mingu minimal 500 ekor sehingga peternak harus punya kelinci indukan minimal 750 indukan. sanggup mensuplai selama 6 bulan.
Yang tidak punya indukan mencukupi tdak boleh mensuplay, karena yang dibituhkan kemampuan mensplai rutin.

2. Dalam mensuplay kelnci akan diikat dengan kesepakatan bersama dan perjanjian yang dintariskan.

3. Tidak berlaku yang punya indukan kurang dari 750 ekor, walau ada kelompok yang punya indukan satu

kelompok lebih dari 2000 ekor, ini untuk memudahkan memantau kesehatank kelinci.

Demikian informasi ini disampaikan, silahkan kontak ke : 081318930092, 0818930092

Penawaran ini berlaku sampai pertengahan bulan juli 2010. Mulai agustus 2010 bisa mensuplay dengan sistem uang muka 75 %. Dan pertenganan bulan juli 2010 sampai akhir juli 2010 merupakan cek fisik indukan dan kandang di peternak.

Semoga banyak yang kontak kami.

Salam Prestasi