SISTEM PERKEMBANGBIAKAN TERNAK KELINCI
Dewasa Kelamin/Pubertas
Pada umumnya setiap strain bahkan setiap individu kelinci mencapai dewasa kelamin pada umur yang berbeda; betina mencapai dewasa kelamin lebih cepat daripada jantan. Jantan mencapai dewasa kelamin pada umur 6 bulan, sedangkan betina pada umur 4–5 bulan. Kelinci tipe kecil dewasa kelamin antara 3–4 bulan, tipe sedang 5–6 bulan dan tipe besar 7–8 bulan. Cepat lambatnya dewasa kelamin pada ternak kelinci dipengaruhi oleh faktor individu, lokasi peternakan, pakan yang diberikan dan sistem perkandangan.
Pakan Induk
Induk kelinci yang menyusui memerlukan makanan yang lebih banyak dan lebih baik karena diperlukan untuk memproduksi susu, memulihkan kondisi induk setelah melahirkan, mengasuh anak, dan persiapan untuk kebuntingan berikutnya. Pakan yang baik akan menghasilkan kualitas susu yang baik pula dan sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak sewaktu menyusui Menurut ransum induk bunting dan induk menyusui kebutuhan akan zat makanan terdiri dari : protein 16-20 %, dan energi 2300-2500 kkal/kg sedangkan untuk hidup pokok 2000- 2200 kkal / kg. Jika pakan jelek dalam waktu lama, hal ini bisa menyebabkan abortus atau anak yang dilahirkan mati karena kekurangan akan makanan secara terus menerus. Dan pergantian ransum harus dilakukan sedikit demi sedikit. Dalam peternakan kelinci intensif, pakan yang diberikan tak hanya hijauan sebagai pakan pokok, konsentrat, hay (rumput kering) biji-bijan, dan umbi-umbian juga perlu diberikan.
Makanan yang tidak cukup dapat mengakibatkan laju konsepsi (kebuntingan) menurun, banyak anak perkelahiran menurun, bobot badan dan kemampuan hidup anak yang lahir menurun. Sperma yang abnormal biasanya muncul pada pejantan yang terlalu sering dikawinkan
Sistem Perkawinan Betina
Kelinci dara sebaiknya dikawinkan setelah mencapai umur 6 bulan atau mencapai berat ± 2 kg, disamping itu harus dalam kondisi sehat. Jantan yang akan dipakai sebagai pejantan juga harus pertama kali digunakan pada umur 7 bulan. Bagi peternak yang sudah mahir dan berpengalaman, jarak perkawinan kelinci dapat dilaksanakan dengan tepat dengan makanan dan perawatan yang baik.
Ovulasi terjadi karena rangsangan pejantan pada waktu kawin dan ovum akan turun 8 jam kemudian kesaluran betina (oviduc) sesudah kawin, sehingga setelah 8–10 jam ovum akan bertemu dengan sperma yang menyebabkan kebuntingan. Pengulangan perkawinan sekitar delapan (8) jam kemudian baik sekali hasilnya, karena pembuahan sel telur berlangsung sekitar 1–2 jam setelah ovulasi.
Kemampuan Kawin Pejantan
Seekor pejantan yang telah dewasa dapat melayani betina 10 ekor, tetapi pada umumnya 5 ekor betina dikawinkan dengan satu pejantan dalam satu kandang koloni. Jika jumlah betina lebih banyak sedang pejantan tetap maka persentase kebuntingan akan menurun. Sebaliknya jika jumlah betina telalu sedikit maka tidak ekonomis. Penggunaan pejantan dalam perkawinan tidak boleh lebih tiga kali dalam satu minggu. Pejantan yang digunakan dua kali dalam satu minggu dengan mengawini dua ekor betina menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Pemakaian pejantan yang berlebihan untuk mengawini betina dapat mengakibatkan penurunan kemampuan pejantan, dimana libido pejantan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti; faktor genetik, umur dan faktor lingkungan.
Pejantan dalam proses perkawinan dapat memancarkan beribu-ribu sperma. Rendahnya kualitas makanan pada pejantan mengakibatkan turunnya konsentrasi sperma dalam semen. Pada suhu yang tinggi biasanya kualitas semen rendah. Frekuensi ejakulasi terlalu sering akan menyebabkan; menurunnya libido, menurunnya volume dan menurunnya konsentrasi sperma.
Kegagalan Perkawinan
Pada kelinci induk kegagalan perkawinan dapat ditunjukkan dengan ada tanda-tanda seperti kebuntingan, dengan membuat sarang dan memproduksi susu tetapi kenyataannya tidak melahirkan anak (kebuntingan semu). Kebuntingan semu diakibatkan oleh terlalu lama induk betina tidak dikawinkan lagi setelah beranak dan gagalnya proses pembuahan. Gagalnya proses pembuahan disebabkan oleh pejantan memiliki kualitas sperma yang jelek, luka pada uterus dan infeksi pada betina.
Ada beberapa faktor penyebab terjadinya kegagalan perkawinan yaitu betina belum siap dikawinkan, betina mengeluarkan urine setelah dikawinkan, suhu udara terlalu panas, pejantan terlalu sering dikawinkan, betina mandul, gizi makanan kelinci tidak memenuhi syarat, kelinci terlalu gemuk (sel telur terbungkus lemak), penyakit kelamin dan keracunan. kegagalan bunting juga bisa disebabkan oleh kondisi pejantan lemah.
Kebuntingan
Setelah kelinci dikawinkan, peternak perlu memeriksa kondisi ternaknya, apakah perkawinan tersebut menghasilkan kebuntingan atau mengalami kegagalan. Pemeriksaan dilakukan dengan cara menguji kembali, meneliti perkembangan perut kelinci betina dan memperhatikan nafsu makannya. Pengujian kembali dilakukan satu minggu setelah perkawinan, dengan cara memasukkan kembali kelinci betina kedalam kandang pejantan, jika betina menolak atau tidak mau dikawini pejantan, berarti kemungkinan besar betina bunting.
Lama kebuntingan pada ternak kelinci berkisar antara 28–35 hari. Dengan rata-rata kebuntingan selama 31 hari. Lama kebuntingan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti; bangsa/strain, umur induk, sifat-sifat khusus pewarisan, jenis kelamin anak yang dikandung, dimana jika anak yang dikandung jantan maka lama kebuntingan lebih lama satu hari dari anak betina. Induk muda yang pertama kali bunting biasanya lama kebuntingan lebih pendek, begitu juga dengan jumlah anak, jika jumlah anak yang dikandung banyak biasanya lama kebuntingannya lebih pendek.
Litter Size (Jumlah anak)
Seekor induk kelinci dapat melahirkan anak 4–12 ekor, dengan rata–rata 6 ekor anak sekelahiran. Jumlah anak yang dilahirkan oleh induk bervariasi jumlahnya, tergantung dari jenis, kemampuan pejantan dan waktu penyapihan anak. Jumlah anak yang lahir dipengaruhi oleh umur induk, bangsa/strain, keadaan badan induk dan juga pejantan yang dipakai.
Banyak anak kelinci yang dihasilkan dari perkawinan tidak terlepas dari dari faktor kesuburan karena ada jenis kelinci yang bisa melahirkan anak dalam jumlah yang banyak yaitu 10 ekor dan ada jenis kelinci yang hanya dapat beranak 4 ekor, dimana umur yang baik untuk perkawinan ternak kelinci adalah umur 2-3 tahun.
Agar dicapai pembuahan ovum secara maksimal, perkawinan biasanya dilakukan dengan dua kali perkawinan sehingga dihasilkan angka kebuntingan (konsepsi) yang tinggi, karena banyak ovum yang dibuahi dan dengan demikian jumlah anak yang dilahirkan per litter juga lebih banyak.
Bobot Lahir
Bobot lahir penting karena sangat berkorelasi dengan pertumbuhan, dengan demikian bobot lahir merupakan faktor penting yang mempengaruhi produktivitas. Keragaman dalam bobot lahir termasuk didalamnya jumlah anak dari tiap induk disebabkan oleh faktor genetik, strain atau spesies dan lingkungan. Pada saat kelahiran bobot lahir dipengaruhi oleh ransum pada waktu induk bunting tua. Pada umumnya induk muda melahirkan anak yang lebih ringan dari pada induk yang lebih tua. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi bobot lahir adalah jumlah anak yang lahir, jenis atau strain, dan juga pakan waktu bunting. Rata-rata bobot lahir kelinci adalah 50-70 gram. Bobot lahir dari anak juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, jumlah anak yang lahir mempengaruhi berat anak, pengaruh jenis kelamin umumnya jenis kelamin jantan lebih berat daripada betina, breed induk dan pejantan, makanan dan umur induk. Bobot lahir ternak kelinci 45,4 gram, pada umur 3 minggu 362,2 gram dengan pertambahan berat badan kelinci perharinya adalah 15,1 gram.
Mortalitas Selama Menyusui
Dua hari sesudah induk melahirkan, harus diadakan pemeriksaan, sebab ada kemungkinan anak-anaknya yang baru dilahirkan itu terlampau kecil, cacat (tubuh tak sempurna) atau mati. Anak kelinci yang mati harus segera diambil dan yang kecil atau cacat harus diafkir, anak kelinci yang baru lahir dan tidak mendapat air susu sampai 2 atau 3 hari, maka anaknya bisa mati oleh karena itu anak kelinci yang baru lahir perlu diperhatikan. Produksi air susu ada yang keluar terlampau banyak, tetapi ada pula yang sangat kurang, sehingga hal ini memberi pengaruh terhadap mortalitas anak selama menyusui
Air susu induk adalah makanan alami yang paling lengkap, paling cocok dan tepat untuk anak kelinci yang masih menyusui. Hal-hal yang menyebabkan berkurang air susu atau gagal sama sekali penyebabnya adalah pergantian cuaca secara tiba-tiba, ransum yang tidak sempurna, diare secara terus menerus, pergantian tempat yang mendadak, adanya penyakit mastitis dan berasal dari keturunan induk yang hanya sedikit menghasilkan air susu. Sebab-sebab kematian anak selama menyusui antara lain karena pengolahan kotak beranak tidak baik, makanan yang tidak memenuhi gizi, induk tidak cukup menghasilkan susu, adanya gangguan binatang asing seperti kucing, ular, dan anjing yang bisa mengejutkan kelinci sehingga meloncat-loncat mengakibatkan anak terinjak-injak sampai mati.
Sifat keibuan induk yang jelek, meskipun menghasilkan air susu tetapi ia tidak rajin mengasuh anak-anaknya, acuh tak acuh terhadap anaknya, sehingga anak kelinci menjadi kurus dan mati kelaparan. Kematian anak bisa mencapai 30-40% selama anak disusui, oleh karena itu perawatan sarang sangat menentukan keberhasilan anak. Induk yang melahirkan anak banyak dan semuanya hidup, apalagi kalau anak itu jumlahnya masih utuh sampai umur disapih, maka induk itu baik sekali untuk dipertahankan hidup sebagai penghasil bibit untuk generasi yang akan datang. Angka kematian anak kelinci tinggi, dapat mencapai 20-25%, hal ini menyebabkan hanya 5-6 ekor anak kelinci yang hidup waktu disapih.
Bobot Sapih
Anak-anak kelinci yang telah mencapai umur 4 minggu dapat disapih dengan memindahkan atau memisahkannya ke petak kandang yang lain. Penyapihan umur 4 minggu akan menghasilkan anak-anak yang lebih kecil dan keadaan perdagingannya kurang memuaskan dibandingkan dengan yang disapih pada umur 7 sampai 8 minggu, namun penyapihan yang lebih awal akan memungkinkan jumlah litter yang lebih banyak dalam masa setahun. Disapih pada umur berapapun anak-anak kelinci biasanya dipotong pada umur 8 minggu. Kurangnya air susu akan berpengaruh pada bobot sapih anaknya, karena anak kelinci membutuhkan air susu dalam jumlah banyak untuk pertumbuhan.
Air susu pada induk yang sedang menyusui paling banyak biasanya dicapai pada minggu ke tiga kemudian air susu menurun sedikit demi sedikit, maka pada minggu keempat anak kelinci sudah bisa disapih dari induk. Umumnya penyapihan paling lambat sampai umur 8 minggu atau 56 hari. Penyapihan lebih awal akan memungkinkan little size yang lebih banyak dalam masa setahun. Semakin lama disapih makin baik, tapi jumlah anak yang lahir dalam pertahun akan berkurang. Dimana cepat lambatnya waktu sapih dan kondisi induk sangat berpengaruh terhadap bobot sapihnya. Lama waktu pemeliharan dan pakan yang bagus akan mempengaruhi bobot sapih. Lama penyapihan juga akan mempengaruhi berat sapihnya. Rata-rata berat sapih kelinci Anggora sekitar 500 gram. Penyapihan kelinci New Zealand White berat badannya mencapai 850 gram pada umur 35 hari, dan umur 58 hari berat sapihnya dapat mencapai 1,8 kg.